Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

For The One Season of Autumn

Title : F or The One Season of Autumn Author : Deby Theresia Fandom : 5 cm/second Mantel  yang dikenakan Takaki tak mampu melindungi tubuhnya dari hawa dingin musim salju. Sejenak ia melempar pandagannya ke arah luar. Salju manutupi bumi, pemandangan di luar terlihat memutih. Seiring dengan butiran salju yang terus turun perlahan, Takaki ingat sesuatu. Ia merogoh saku mantel nya, mengeluarkan amplop kecil berwarna biru muda.  konnichi wa, Takaki san, ogenki desuka. Kau ingat tentang bunga sakura? Yang gugur dengan kecepatan 5 cm/second? Aku menulis surat ini di bawah pohon sakura sebelah barat sekolah kita dulu. Kau pernah berjanji menemaniku melihat sakura gugur lagi. Tapi 10 tahun yang lalu, tak kan jadi musim semi kita yang terakhir bukan? Osaka, aku dan sakura menantimu, Takaki. Douzo mata irasshite kudasai. Takaki melipat kembali surat itu dengan hati-hati, mengikuti lipatan sebelumnya, memasukkannya kembali ke dalam amplop biru muda dan menyimpannya di saku ma

Makna ilah

Karena cara terbaik membekukan ilmu adalah dengan menuliskannya, maka kali ini aku ingin membekukan sekaligus berbagi sedikit ilmu baru yang ku dapat. Semoga bermanfaat :) Makna Ilah yang pertama yaitu berasal dari kata Aliha, dimana ada  empat makna utama dari  aliha  yaitu  sakana ilahi, istijaara bihi, asy syauqu ilaihi  dan  wull’a bihi . Penjelasannya adalah sebagai berikut: S akana ilaihi  (m ereka tenteram kepadanya ),   yaitu ketika  ilah  tersebut diingat-ingat olehnya, ia merasa senang dan manakala mendengar namanya disebut atau dipuji orang ia merasa tenteram. “Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”.” (QS. Al-A’raaf: 138) Ayat di atas

Ketika Ibu Bicara Cinta

Ketika ibu bicara cinta, ia tak akan mengungkap rasa dalam kata indah bagai penyair, karena ibu hanya mampu terbata menyelipkan doa di antara isak tangis kepada yang Maha Esa, untuk buah hatinya.. Ketika ibu bicara cinta, ia tak akan membungkus cinta dalam sekotak cokelat dan sebuket bunga. Karena ibu hanya mampu membuktikan cinta dengan menukar sepanjang sisa usia nya untuk kebahagiaan buah hati nya.. Ketika ibu bicara cinta, ia tak akan terus berbisik 'aku mencintaimu' . Tapi ia akan terus membuktikan bahwa 'aku benar mencintaimu'  Ketika ibu bicara cinta, jarak yang semakin jauh malah menambah kuat nya rasa. Karena bagi ibu ikatan darah dan batin tak akan pudar walau lintas kota, pulau bahkan benua sekalipun.. Ketika ibu bicara cinta, bicara pada jarak, ia tak akan mengutuk ribuan kilometer yang terbentang antara ia dan kamu, buah hati nya. Ia hanya merenungi 'mozaik apa yang kau hadapi tanpa aku di samping mu, nak?' . Karena hati ibu selalu

Lewat Air Mata Ibu

“Pergilah pada hambaku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya kerana AKU ingin mendengar rintihannya” (HR.Thabrani dari Abu Umamah) Ketika aktivitas duniawi mulai padat, fikiran penat, beban hidup terasa berat, Allah menawarkan solusi, bersujudlah.  Ketika nikmat dari Allah menjadikan kita lalai, hati terlena, rasa mulai kurang peka, Allah akan kirimkan nikmat lain yang kita sebut cobaan.  ketika hati mulai mengeras, Allah mulai rindu, sadarkah kita bahwa Allah cemburu? Pada waktu yang selalu memburu kita hingga melupakan Nya?  Deretan kalimat di atas hanya akan menjadi kalimat yang bila di ucap dengungnya hanya sampai ke telinga untuk kemudian terbiaskan oleh suara lain. Deretan kalimat di atas hanya akan menjadi kalimat yang tiap kata nya menjadi biasa; kehilangan makna.  Bagaimana bila hati kita terlanjur membatu, pada cobaan kita sudah kebal, banyak teguran kita abaikan, Akankah Allah membiarkan kita larut dalam ketersesatan langkah? Tidak, Ia maha pengasih.

Sakit, Tanda Cinta Nya

"Bu, aku lagi sakit. Rambutku rontok lagi, banyak"  Satu pesan masuk ke ponselku, pesan dari putriku yang merantau di belahan timur pulau Jawa. Pesan yang sampai satu jam yang lalu itu baru terbaca, dan tak ada pesan lanjutan, putriku pasti sedang lemah dan tidur-tiduran.  "Badanmu panas, mbak? Ke dokter lah, jangan malas minum obat" balasku singkat  Dalam hati aku berdoa, Tuhan, putriku sendirian di sana, yang Ia punya hanya engkau. Aku tak tau siapa temannya di sana. Aku mohon kuatkan Ia. Aku teringat beberapa tahun yang lalu, ketika putriku masih kelas satu SMP. Sudah dua hari dia demam tinggi, tiba-tiba ia berlari menghampiriku ke dapur "ibu, rambutku banyak yang rontok" ia menatapku dengan wajah cemas, di tangannya menggenggam segumpal rambut. Dalam dadaku jantung berdegup sudah tak beraturan, tapi aku mencoba tenang. "Itu karena badanmu terlalu panas, rambutnya jadi rontok, makanya kita dokter ya" aku mencoba membujuknya .

Setulus Cinta Ayah

Suatu sore di teras rumah  "Ayah, jika suatu hari aku menikah, laki-laki seperti apa yang pantas untukku?" Gea memecah suasana hening dalam permainan catur sore itu.  Ayah menghela nafas, kemudian tertawa sebelum menjawab "Yang bisa main catur lebih hebat dari ayah" Gea melempar pandangan nya ke wajah ayah.  "Banyak dong yah yang bisa main catur, serius ih"  "Skak mat!!! Yes ayah menang" ayah tertawa puas Gea makin jengkel.  "Putriku sayang, permainan catur adalah seperti menkalukan kehidupan. Bila ia punya strategi yang bagus, menanglah ia dalam permainan. Sama seperti hidup, bila ia punya misi yang jelas dalam mewujudkan visi nya, ia adalah pemenang. Tak kan di perbudak dunia. Permainan catur adalah bagaimana berfikir jeli dan jernih, melihat peluang tanpa tergesa-gesa. Sama seperti pada kehidupan. Semoga kau paham"  Ayah mengacak-acak rambut putri semata wayang nya yang beranjak dewasa. Gea bertan