Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Al-Qur'an Ukiran Terbesar Ada di Palembang

Pernah mendengar tentang ukiran Al-Qur’an terbesar di dunia? Mungkin kalian akan berpikir itu terletak di belahan dunia bagian mana. Tapi hey, tahukah kalian? Sesungguhnya ukiran Al-Qur’an terbesar di dunia terletak di salah satu kota di Indonesia. Palembang, iya, ukiran Al-Qur’an yang terbuat dari kayu kualitas terbaik asal Sumatera ini (Kayu Tembesu) terletak di kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Al-Qur’an Al-Akbar, begitu warga sekitar menyebutnya. Merupakan wisata religi di kota pempek ini. Baiklah, akan aku ceritakan sedikit ya tentang mushaf terbesar di dunia ini.  Berdasarkan sejarah singkat pembuatan Al-Qur’an Al-Akbar yang terpampang di salah satu sisi museum, gagasan pembuatan mushaf raksasa ini tercetus di tahun 2002. Ide yang lahir setelah si penggagas merampungkan pemasangan kaligrafi pintu dan ornamen Masjid Agung Palembang. Nah, dari sana terpikirlah oleh beliau untuk membuat Mushaf Al-Qur’an dengan ornamen dan ukiran khas Palembang. Untuk proses pembuat

Hidupku Tidak Se-Fiksi Tulisanku

Senja datang Matahari meski malu-malu bergerak perlahan Mengantarkan hari menuju petang  Kabarku baik, Sebaik kabarmu yang perlahan menjauh Kabarku baik,  Masih mampu menarik bibir, membentuk lengkung senyum di pipi tirusku Waktu, memang tidak pernah bisa menjanjikan apa-apa ya?  Kemarin, aku kira cerita kita akan seperti kebanyakan dongeng yang aku tonton semasa kecil.  Aku princess yang terjebak di labirin istanaku yang menjulang tinggi.  Gelap, pengap, sepi dan dingin... Aku kira kamu, prince yang akan meluruhkan kebekuan yang selama ini kupertahankan, merobohkan pertahanan dengan benteng keangkuhan yang kubangun bertahun-tahun, Aku kira kamu,  Ternyata bukan.. bukan kamu yang akan membawaku keluar dari labirin sepi ini, membawaku ke duniamu yang penuh petualangan~ Lucu ya, daya khayalku terlalu tinggi. Harusnya aku tahu sejak dulu, bahwa dongeng itu tidak pernah nyata. Cinta tidak semudah pangeran mencium putri tidur, lalu mereka hidup bahag

Untuk Ayah~

Dalam malam ada doa yang yang dilangitkan selagi sunyi Oleh hati yang mengiba sebuah jumpa Di puncak malam ini aku mengekalkan sepi Bersama rintik yang tanpa malu mencumbu bumi Jarak kita bukan lagi sebatas bilangan senti Kini rindu mulai menjalar ditiap inchi hati Dua minggu kita tak bertemu Dalam diam aku menumpuk rindu Ayah, namamu selalu ada di barisan doaku Selesaikan dinasmu Ada banyak beban dipundakku, ingin kutumpahkan tangis dipelukmu~ Ditulis dengan perut lapar, ketika gerimis makin menderas. Halah, Deb~