Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Sekeping Rindu

Rindu itu kadang tak tau malu datang dengan wujud sembilu menohok relung-relung tak bercelah rindu itu kadang tak tau malu tak peduli yang dihampiri merasa pilu meminta hak untuk berjumpa rindu itu kadang tak logis getaran hati di terjemah dalam tangis rindu itu kadang datang terburu-buru membuat ritme yang mengalun sendu berubah menjadi gemuruh rindu itu entah darimana datangnya kenangan kadang jadi penyebabnya rindu itu terlalu menuntut meminta waktu berjalan perlahan memutar kenangan dengan terurut -Deby Theresia- sekeping rindu untuk ketiga 'musuh' kesayanganku ; Dimas, Danda, Dandi rasanya waktu berlalu terlalu cepat, kalian membujang kini tanpa kusadari, bocah-bocah kecil yang dulu selalu jadi teman adu mulut, berlomba mengencangkan suara untuk dapat perhatian lelaki yang bicara dibalik telepon ; papa. Bocah-bocah yang dulu jadi teman adu jontos, membuat mama berpura merajuk hingga mengunci diri di kamar. Bocah-bocah yang jadi teman setia, meng

Yang Lebih Bijak Dari Mengenang

"Gio, mbak iri sama Gio" satu pesan terkirim dan belum di Read "eh bukan iri dek, mbak kagum sama Gio hehe" terlihat disana Gio is writing a massage.... "hah kagum sama siapa mbak? Gio? apa yang dikagumi? Astagfirullah....." "hiks, oke Gio sebenernya mbak kagum dengan cara Allah yang begitu menjaga seorang Gio, mbak kagum dengan bijaknya cara Allah, kamu beruntung dek, semoga istiqomah ya" "ya Allah, seorang terlihat baik itu karena Allah yang maha baik menutup aib orang tersebut mbak. Gio gak lebih baik dari mbak. Gio juga kagum sama mbak Deby" "iya dek, mbak tau tapi boleh kan mbak cemburu sama Gio yang pandai menjaga hati :"). Mbak bersyukur kok dek, sangat bersyukur Allah menarik mbak ke jalan ini, bertemu banyak salihat, salah satunya Gio. Daan itu berhasil membuat mbak semakin menghakimi masa lalu mbak" mulai ada mendung lagi dan bau basah mulai tercium nampaknya gerimis mengetuk-ngetuk jendela hati, tahan... taha

Pesan Cinta

Assalamualaikum salihat,  Akhir-akhir ini menurut pengamtan dan sepemahaman saya hijab atau lebih dikenal masyarakat kita dengan kata jilbab sedang booming   di tanah air dan ini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya juga bagi salihat lain tentunya. Semakin banyak juga akhirnya yang tersadar bahwa hijab diri adalah perintah Allah dan kewajiban wanita islam terlepas dari akhlaknya. Namun disamping rasa syukur dan bahagia itu kita mungkin menyimpan rasa khawatir, ada iming-iming yang mengiringi niatan mulia sahabat-sahabat kita yang baru berhijrah. Puji syukur kepada Allah jika mereka yang baru berhijrah mampu memilih lingkungan yang benar. Tapi nyatanya banyak sekali yang salah langkah, mungkin tak jarang kita dengar saudari kita mendakwah dengan kata-kata ini "jangan takut berhijab karena dengan hijab kita semakin terlihat cantik" Wahai ukhty fillah lupakah kita pada hakikat hijab yang sebenarnya bertujuan untuk menyembunyikan kecantikan? salihat, tidakk

Kita Peduli (?)

coba lihat ke belakang, berapa tahun kita hidup di bumi Allah? jika kita seumuran kira-kira 19 tahun 11 bulan kita menapaki kehidupan. selama kurun waktu 19 tahun itu ada berapa banyak kontribusi kita terhadap sesama? seberapa sering kita menolong sesama? jika jawabannya tidak pernah, mungkin kita belum pantas dikatakan hidup. karena hidup bukan hanya tentang kebahagiaan diri sendiri, bukan hanya tentang kenyamanan diri sendiri tapi hidup adalah berbagi rasa. bagaimana kita bisa menikmati kehidupan bila kita masih berdampingan dengan kemiskinan? berdampingan dengan kemelaratan?  mungkin kita lupa, saudara kita di luar sana bertahan hidup ditengah konflik negara mereka, bertahan hidup tanpa orang tua, bertahan hidup di bawah hujan peluru, bertahan hidup dengan perut lapar? tak terketuk kah hati melihat saudara kita yang hidup dalam zona 'war' ? setidaknya bila tak bisa berkontribusi nyata dalam membantu mereka cukuplah kuatkan hati mereka dengan doa-doa yang kita sampaikan

Mengikat Hati Dalam Lingkaran Cinta

teruntuk Allah yang maha pengasih, indah niannya caraMu menarikku ke jalan yang tak pernah ada dalam barisan mimpiku sebelumnya. berada diantara mereka, adalah hal mustahil jika dilihat dari kacamataku. Tapi engkau ya Allah, engkau yang dengan rapi menyusun skenario hidupku. Dalam lauhul mahfudzku telah kau tuliskan nama-nama mereka untuk hadir mengisi ruang tersendiri dihatiku. teruntuk Allah yang maha penyayang, sungguh lembut caraMu merangkulku dari gulita masa silam. Tak pernah aku berfikir bisa merasakan hangatnya dekapan ukhuwah, bahkan untuk dapat bertegur sapa dengan orang-orang seperti mereka itu dulunya terasa kaku. Oh Allah, ya Jabbar... sungguh bila engkau telah berkehendak tak ada yang dapat mengingkari. kuasaMu meruntuhkan kesombonganku dari mengingatMu. Tak ada yang mustahil di tanganMu, Allah.. Aku sendiripun seakan melihat fatamorgana jika kulihat di mana aku sekarang dari kacamata masa laluku. teruntuk Allah yang maha lembut, sungguh lembut tanganMu