Langsung ke konten utama

Mengikat Hati Dalam Lingkaran Cinta

teruntuk Allah yang maha pengasih,
indah niannya caraMu menarikku ke jalan yang tak pernah ada dalam barisan mimpiku sebelumnya. berada diantara mereka, adalah hal mustahil jika dilihat dari kacamataku. Tapi engkau ya Allah, engkau yang dengan rapi menyusun skenario hidupku. Dalam lauhul mahfudzku telah kau tuliskan nama-nama mereka untuk hadir mengisi ruang tersendiri dihatiku.

teruntuk Allah yang maha penyayang,
sungguh lembut caraMu merangkulku dari gulita masa silam. Tak pernah aku berfikir bisa merasakan hangatnya dekapan ukhuwah, bahkan untuk dapat bertegur sapa dengan orang-orang seperti mereka itu dulunya terasa kaku.

Oh Allah, ya Jabbar...
sungguh bila engkau telah berkehendak tak ada yang dapat mengingkari. kuasaMu meruntuhkan kesombonganku dari mengingatMu. Tak ada yang mustahil di tanganMu, Allah.. Aku sendiripun seakan melihat fatamorgana jika kulihat di mana aku sekarang dari kacamata masa laluku.

teruntuk Allah yang maha lembut,
sungguh lembut tanganMu lah yang mampu membalikkan hati ini, lembut tanganMu lah yang menyeretku kembali ke jalanMu, dan lembut tanganMu pula lah yang mampu melemparku kembali keluar koridor. ku mohon jangan tarik lagi cahayaMu yang memberi sinar di ruang yang tak lagi hampa, tak lagi kosong karena bertahta disana namaMu yang maha agung

ya Allah yang maha menjaga..
aku tau ada alasan kuat mengapa aku engkau pertemukan dengan mereka. kutitipkan mereka yang kusayang padaMu, telah kuikat mereka dalam Robithoh.. kuatkanlah kami untuk terus menjaga agar kokoh lingkaran ini, agar abadi ikatannya hingga ke JannahMu..

ya Allah yang maha menjaga,
kutitipkan pula segumpal hati ini yang seutuhnya milikMu, mampukan ia istiqomah dalam menyebut asmaMu, biarkan ia tetap terikat dalam lingkaran cinta bersama orang-orang yang hatinya tertaut padaMU..

-sebuah catatan untuk mereka yang dengan diamnya saja menarikku jadi terasing, untuk mereka yang lewat lembut tuturnya menyesatkanku ke jalan Illahi, untuk mereka yang ditiap pertemuan mengucap doa dalam salam hangat, untuk mereka yang diam-diam menyebut namaku dalam munajatnya, untuk mereka yang mengingatku kala berjumpa Robb nya, dan untuk Allah yang menyebabkan semua itu terjadi-


ekspansi 

ada mbak Dhi :)

KAMMI Al-Hadiid



Komentar

Unknown mengatakan…
Subhanallah, ttp semangat mujahidah,
Semoga Allah tidak hny mmpertemukan kita d majelis dunia, tapi juga mmpertemukan kita d Jannah-nya, uhibbuki ukhti :).
Deby Theresia mengatakan…
Aamiin ya Allah, uhibbuki fillah aidon mbak Dhi :)

Postingan populer dari blog ini

Mula Sebuah Kisah

15 Juni 2016, Aku menatap layar ponselku, satu komentar baru tersemat di sebuah postingan lamaku yang berjudul Puisi Tak Bertuan.  "Happy birthday. Mungkin hari ini membuatmu bahagia, mungkin juga tidak. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu dan semoga sisa umurmu lebih bermanfaat dan barokah"  Aku terdiam sejenak, dia menjejak lagi di laman komentar blog pribadiku masih dengan identitas yang disembunyikan, anonim. Seperti tak mengenal lelah akan abainya sikapku, ia mencoba berbagai cara hanya agar pesannya berbalas. Baiklah. Namun  harus kuakui dialah satu-satunya orang yang mendoakanku tepat di hari itu, selain kedua orang tuaku. Maka demi menghargai niat baiknya, kuucap terimakasih dan kubalas ia dengan doa yang sama. Semoga kebahagiaan selalu menyertai sepanjang hidupmu .  15 Juni 2018,  Hari itu bertepatan dengan 1 Syawal penanggalan kalender hijiriah di tahun 1439. Beberapa hari terakhir aku berteman dengan kesakitan bernama pening, sepagi itu aku terb

Aku Juga Menunggu, Bu

Pagi ini Ibu gelisah, wajahnya terlihat jengkel. Bolak-balik ia masuk kamar. Akhirnya tanpa kutanya, ia menjawab. "Adikmu jika ditunggu lama sekali"  Aku tersenyum tipis, "aku juga sedang menunggu, bu"  "Siapa?"  "Entahlah"  Ibu kemudian meninggalkanku, mungkin ia semakin jengkel, mungkin ia kira aku menggodanya. Padahal aku sungguh-sungguh menunggu. Meski tak tahu siapa yang kutunggu.  ...bukankah kita tak perlu 'apa dan siapa' untuk bisa menunggu?  Bukankah menunggu hanya perlu keyakinan bahwa yang ditunggu pasti datang?  Apapun itu, siapapun itu...  Hey, kamu... aku masih menunggu Pendopo, Juli 2015

Puisi Tak Bertuan

Menjadi hujan... Aku adalah hujan Yang mungkin kamu benci Ketika aku turun tanpa permisi Membasahi lagi cucianmu yang nyaris kering Aku adalah hujan Yang mungkin kamu tunggu Di teriknya siang di Surabaya Aku adalah hujan Yang katanya kamu sukai Tapi kamu lebih memilih berlindung di balik jendela kamarmu Aku adalah hujan Yang mungkin kamu tunggu Tapi kamu selalu berteduh, tidak menyambutku ramah Aku adalah hujan Yang tidak akan pernah lagi menyapamu Karena aku adalah hujan