Sadar tidak? Semakin dewasa, kita semakin sulit menentukan pilihan. Pilihan-pilihan yang kita buat kadang jatuh pada hal yang sebenarnya tidak benar-benar kita pilih dari hati.
Pilihan-pilihan kita itu, seringkali merupakan bentuk konsekuensi kita sebagai makhluk sosial. Terlalu banyak 'katanya-katanya' yang menjadi faktor kita dalam memilih.
Sehingga seringkali pula, kita memilih tapi tidak siap dengan lahirnya resiko atas pilihan kita. Yang begini, akan mendatangkan banyak andai-andai 'kalau saja dulu begini, dulu begitu' .
Sadar tidak? Karena ketidaksiapan kita terhadap resiko, malah mengundang satu dosa baru yaitu 'andai-andai' .
Sadar tidak? Kenapa kita sering terjebak pada pilihan yang 'seolah' salah? Karena dari awal, kita tidak melibatkan Allah dalam memilih, kita menimbang sesuatu lebih banyak menggunakan logika dan perasaan. Padahal, keduanya bisa saja salah, bahkan sangat salah.
Lupa kah kita pada teladan yang diajarkan oleh Baginda Rasul? Dalam Dien yang telah disempurnakan oleh Rabb semesta alam, kita diajarkan untuk meminta petunjuk-Nya, melalui istikharah.
Dari sahabat Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara / urusan yang kami hadapai, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. Al-Bukhari)
....rrr, baeklah ini sebuah tulisan yang sepenuhnya saya persembahkan untuk diri saya sendiri....
Komentar
Hahhaha...