Langsung ke konten utama

Menunggu Waktu

Aku menunggu..
Menunggu waktu memberi tahu ke mana pergimu setelah singgah..
Menunggu bumi berbisik menunjukkan tempat yang kau pilih tuk berpindah..
Menunggu matahari membocorkan rahasia siapa yang kau pilih tuk habiskan senja..

Aku menunggu..
Menunggu rintik yang pelan-pelan hapuskan kenangan..
Menunggu hujan yang kan bawa pergi jauh harapan..
Menunggu rasaku menjelma embun, tabah menanti pagi, menyambut hangat mentari, untuk kemudian teruapkan..

Aku menunggu..
Menunggu hari ketika aku benar-benar harus ucapkan salam perpisahan..

Di tempat yang mungkin tak terjamah pikirmu, aku menunggu..
di barisan kursi penonton yang sepi, dalam diam aku menunggu..
karena mereka memilih jadi bagian ceritamu, aku memilih tempat terbaik tuk menyaksikan kisahmu..
Tapi, Tuan.. penonton bukan berarti tak punya peran, bukan?

Komentar

jokbelakang mengatakan…
Eeeaaakkk menunggu itu menjemukan bukan?
Deby Theresia mengatakan…
Bukan,
Tapi sangat menjemukan, mbak :v
Makasih sudah membaca :3
Anonim mengatakan…
aku sukaaaak sama kalimat penutupnya: "Tapi, Tuan...penonton bukan berarti tak punya peran, bukan?". Kereeen deby.... :*
Deby Theresia mengatakan…
Aaaak senangnya, dibaca mb putri.... terimakasih sudah mampir mb Putri :3

Postingan populer dari blog ini

Mula Sebuah Kisah

15 Juni 2016, Aku menatap layar ponselku, satu komentar baru tersemat di sebuah postingan lamaku yang berjudul Puisi Tak Bertuan.  "Happy birthday. Mungkin hari ini membuatmu bahagia, mungkin juga tidak. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu dan semoga sisa umurmu lebih bermanfaat dan barokah"  Aku terdiam sejenak, dia menjejak lagi di laman komentar blog pribadiku masih dengan identitas yang disembunyikan, anonim. Seperti tak mengenal lelah akan abainya sikapku, ia mencoba berbagai cara hanya agar pesannya berbalas. Baiklah. Namun  harus kuakui dialah satu-satunya orang yang mendoakanku tepat di hari itu, selain kedua orang tuaku. Maka demi menghargai niat baiknya, kuucap terimakasih dan kubalas ia dengan doa yang sama. Semoga kebahagiaan selalu menyertai sepanjang hidupmu .  15 Juni 2018,  Hari itu bertepatan dengan 1 Syawal penanggalan kalender hijiriah di tahun 1439. Beberapa hari terakhir aku berteman dengan kesakitan bernama pening, sepagi itu aku terb

Aku Juga Menunggu, Bu

Pagi ini Ibu gelisah, wajahnya terlihat jengkel. Bolak-balik ia masuk kamar. Akhirnya tanpa kutanya, ia menjawab. "Adikmu jika ditunggu lama sekali"  Aku tersenyum tipis, "aku juga sedang menunggu, bu"  "Siapa?"  "Entahlah"  Ibu kemudian meninggalkanku, mungkin ia semakin jengkel, mungkin ia kira aku menggodanya. Padahal aku sungguh-sungguh menunggu. Meski tak tahu siapa yang kutunggu.  ...bukankah kita tak perlu 'apa dan siapa' untuk bisa menunggu?  Bukankah menunggu hanya perlu keyakinan bahwa yang ditunggu pasti datang?  Apapun itu, siapapun itu...  Hey, kamu... aku masih menunggu Pendopo, Juli 2015

Puisi Tak Bertuan

Menjadi hujan... Aku adalah hujan Yang mungkin kamu benci Ketika aku turun tanpa permisi Membasahi lagi cucianmu yang nyaris kering Aku adalah hujan Yang mungkin kamu tunggu Di teriknya siang di Surabaya Aku adalah hujan Yang katanya kamu sukai Tapi kamu lebih memilih berlindung di balik jendela kamarmu Aku adalah hujan Yang mungkin kamu tunggu Tapi kamu selalu berteduh, tidak menyambutku ramah Aku adalah hujan Yang tidak akan pernah lagi menyapamu Karena aku adalah hujan