Saat pertama kali mendengar tentang 'dunia tanpa lelaki' aku langsung membayangkan sebuah hunian yang berisi kaum hawa semuanya.. Lalu aku menebak-nebak, oh mungkin ini sebutan untuk pesantren. Tak ada niat untuk tau lebih jauh. Bahkan saat si pembicara bercerita tentang keunikan kehidupan kaum hawa disana, aku masih sibuk dengan laporanku. Hingga sampai di penghujung cerita pembicara dalam seminar keputrian itu memperlihatkan gambar-gambar penghuni dunia tanpa lelaki, aku tercengang.. ternyata memang pesantren, iya pesantren seperti yang aku kira. Tapi ini beda, bukan pesantren impian para santriwati, pun orang sepertiku yang mengidam-idamkan kehidupan pesantren. Ini pesantren dibalik jeruji, pesantren dengan baju seragam berwarna biru tua yang di bagian punggung baju nya bertuliskan 'lembaga permasyarakatan' Hingga... kini, entah bagaimana Tuhan dengan tinta Nya menuliskan takdirku untuk bisa berteman dengan penulis buku yang selama ini ku cari-cari bukunya...